Semua mahasiswa pasti pada akhirnya akan mengerjakan tugas akhir (TA) pada akhirnya. Karena itu adalah syarat paling akhir jika mahasiswa ingin hengkang (lulus) dari tempat ia kuliah. Dalam perjalanan kuliah dari awal masuk kuliah hingga mendekati TA, sebagian besar "nasib" yang dialami mahasiswa hampir sama (terutama 1 jurusan). Tetapi, jika sudah menyentuh TA ini, perbedaan nasib mulai jelas terlihat. Ada yang terlihat malas, rajin, heboh, santai, dll. Ada juga cerita-cerita tentang dosen pembimbing TA, ada yang dianggap baik, "rese'", perhatian, cuek, macam-macam lah. Semua cerita-cerita itu biasanya unik, jika mahasiswa saling cerita tentang nasib TA nya, ada yang ketawa, jadi ikut marah, jadi "lebay", jadi "waaaaah", macam-macam pokoknya. Dari semua usaha yang dilakukan mahasiswa, pada akhirnya terlihat mana orang-orang yang rajin yaitu yang sebagian besar lulus lebih dulu, dan mana orang-orang yang sedikit malas (seperti saya,huhuhu). Tetapi ada juga yang memiliki rencana untuk mengulang beberapa kuliah, sehingga dia memang berencana untuk lulus belakangan.
Untuk kasus saya ini, bisa dibilang ada malasnya dan ketidakberuntungan. Awalnya saya mengambil topik TA tentang peta gempa. Tetapi lama kelamaan, saya mengetahui kalau topik tersebut sedikit sekali ada hal engineer nya dan kaitannya dengan apa yang selama ini saya pelajari di kuliah. Akhirnya saya ganti topiknya menjadi stabilitas galian pada tanah lunak. Kasusnya sebenarnya gampang, tetapi karena waktu itu saya masih "agak blo'on", jadi pengerjaannya lama sekali. Saya mengejar untuk wisuda Oktober dengan topik tsb. Tetapi ternyata tidak beres hingga deadline yang ditentukan. Lalu saya tetap mengerjakannya dan bulan Desember saya sudah selesai dan mengajukan sidang. Pengalaman yang cukup pahit, ternyata dosen saya tidak menyetujui untuk dilanjutkan sidang karena topiknya terlalu gampang. Beliau bilang bahwa saat mengerjakan TA diharapkan mahasiswa mendapatkan hal-hal yang tidak dipelajari sebelumnya di kuliah, atau hal-hal yang lebih detil lagi. (sebenarnya saya cukup heran, kenapa tidak ditolak sejak seminar bulan Agustus awal???tapi ya sudah lah). Akhirnya saya mengganti topik lagi, tentang stabilitas lereng di kali Siantar.
Topik diganti pertengahan bulan Desember, mulai benar-benar mengerjakan pertengahan Januari, (karena pada bulan Desember saya mengikuti "euforia" MBWG, hehe). Tiap minggu saya mendesak ko-pembimbing (asisten dosen pembimbing TA) untuk bisa bimbingan. Akhir Februari draft TA bisa selesai, sedikit revisi demi revisi, dan akhirnya tanggal 4 Maret saya mengajukan sidang. Dosen saya menyetujui dan menjadwalkan sidang tanggal 11 Maret pukul 17.00. Selama seminggu itu saya persiapkan untuk membetulkan laporan dan membuat slide presentasi. Ketika hari-H, sidang akhirnya dimulai pukul 17.30. Presentasi dan tanya jawab dilakukan, selesai pukul 18.05 (cepat juga), Alhamdulillah akhirnya saya lulus dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik.
Wew, jika diingat-ingat, banyak sekali saat-saat saya tegang karena takut tidak bisa wisuda April ini. Tapi, Alhamdulillah semua bisa saya lakukan dengan cukup baik. Dan setelah saya dinyatakan lulus, beban yang saya rasakan tiap bangun pagi, tiap istirahat, telah hilang. Lega!
Masalah per-TA-an di masing-masing mahasiswa memang berbeda-beda. Tetapi pada akhirnya, jika melakukannya dengan baik dan ikhlas, akan terasa puas ketika dosen pembimbing dan penguji mengatakan: "selamat ya, anda LULUS".
congrats haris!
ReplyDeleteselamat awliaaa!!!!! :D
ReplyDelete