Pagi ini, hari Jum'at tanggal 18 Februari 2011 pukul 9, saya mengikuti roadshow Indonesia Mengajar yang diadakan di IM Telkom di jalan Gegerkalong. Hmm, mungkin bisa disebut seminar juga karena formatnya kurang lebih seperti itu.
Saya datang kira-kira pukul 8.15 dan acara dimulai kira-kira pukul 9.
Ketika dimulai, saya dibuat terharu dan semangat karena semua peserta disuruh untuk berdiri dan menyanyikan INDONESIA RAYA. Menyanyikan lagu ini pada acara seminar bisa saya bilang cukup jarang. Ketika SMP atau SMA setiap minggu selalu menyanyikan lagu tersebut ketika upacara, dan mungkin sering merasa "biasa saja" terhadap lagu tsb karena selalu dinyanyikan setiap minggu. Tapi karena sekarang sudah mahasiswa, tidak ada lagi yang namanya upacara, dan begitu menyanyikan lagu itu bersama-sama saya merasa semangat dan merinding.
Lalu ada sambutan dari panitia acara, ketua dekan, dan ketua rektor IM Telkom. Setelah itu, masuk ke inti acara yang disampaikan oleh Anies Baswedan, Rektor Univ. Paramadina sekaligus Founder Indonesia Mengajar. Ketika Pak Anies bercerita, saya benar-benar merasa "WAOW". Banyak sekali cerita atau kisah-kisah nyata yang sangat mengharukan dan dapat membangun semangati. Berdasarkan kisah dari Pak Anies (dari sebuah data yang valid tetapi saya lupa nama sumbernya), Indonesia saat merdeka pada tahun 1945, orang yang melek huruf hanya 5% dari seluruh penduduknya. Dan pada tahun 2010, terdata orang yang melek huruf sebanyak 92% dari jumlah penduduk. Itu adalah prestasi BANGSA, bukan pemerintah atau segelintir orang, tetapi BANGSA INDONESIA. Peningkatan sebesar 87% dalam waktu 55 tahun ini jarang sekali terjadi di negara lain. Mendengar kenyataan ini, kita harusnya yakin bahwa Indonesia memang bangsa yang hebat! Tetapi fakta ini sering tertutupi oleh keadaan-keadaan buruk di Indonesia yang sering diberitakan. Pak Anies mengatakan bahwa kita itu bangsa yang hebat, dan kita seharusnya berpikir positif terhadap negeri ini, bukan berpikir negatif. Memang banyak kekurangan yang dimiliki Indonesia sekarang, tetapi tanggung jawab kita semua lah untuk membuat Indonesia lebih baik.
Pak Anies juga menceritakan beberapa kisah tentang para guru muda yang telah berangkat ke pelosok-pelosok di negeri ini, dan ternyata gerakan Indonesia Mengajar ini terinspirasi dari gerakan PTM (Pengerahan Tenaga Mahasiswa) pada tahun 1950-an. Salah satu yang terlibat dalam gerakan PTM itu adalah guru Pak Anies yang dulunya rektor UGM, Prof Kusnadi Hardjasoemantri. Prof Kusnadi ketika mahasiswanya pernah mengajar di sebuah pelosok tanah air dan membawa 3 orang dari sana untuk ikut belajar di UGM. Ternyata 2 di antara 3 orang tersebut menjadi sukses, orang pertama menjadi Gubernur BI, yang kedua menjadi Rektor sebuah Universitas. Mendengar hal itu saya ingin menangis. Ternyata orang pedalaman bisa menjadi orang-orang hebat seperti itu, dengan diberi ajaran dan inspirasi dari guru muda. Bayangkan saja pada masa itu, tahun 1950-an, masih terjadi disintegrasi RI, banyak perang, tapi beliau (Prof Kusnadi) sukses menginspirasi orang di pedalaman. Tidak ada alasan lagi jika masa sekarang tidak bisa seperti itu. Bagaimana jadinya jika seluruh penduduk pedalaman diberi inspirasi seperti itu? Indonesia secara keseluruhan akan jadi lebih berpendidikan dan maju.
Keseluruhan materi yang disampaikan Pak Anies benar-benar "wah", termasuk juga kisah-kisah para pengajar muda sekarang. Cerita yang dimiliki masing-masing pengajar muda ini bermacam-macam, dari berhadapan dengan kegelapan, dituntut untuk kritis dan kreatif, diamuk massa, dan akhirnya menjadi orang-orang yang sangat dihormati dan disegani. Dari apa yang saya lihat, orang-orang yang mengurusi dan berpartisipasi dalam gerakan ini merupakan orang-orang yang berjiwa positif yang benar-benar ingin memajukan pendidikan Indonesia. Mereka benar-benar bangga menjadi bangsa Indonesia dan bangga mampu membuat perubahan yang sangat baik untuk Indonesia. Untuk kisah-kisah para guru muda dapat dibaca di sini.
Dari roadshow ini, quote yang paling saya sukai dari Pak Anies adalah "better light the candle, than curse the darkness". Gerakan Indonesia Mengajar ini adalah aplikasi dari perkataan tersebut.
Setelah mengikuti acara ini, saya menjadi jauh lebih tertarik untuk mengikuti Gerakan Indonesia Mengajar. Semoga saya bisa mendapatkan kesempatan untuk itu.
lebih baik proaktif, daripada reaktif
lebih baik menghadapi dan mengatasi, daripada melarikan diri
lebih baik memberikan perubahan, daripada menuntut perubahan
lebih baik memberi, daripada meminta
better light the candle, than curse the darkness