Friday, December 30, 2011
2 new seasons
Saturday, November 12, 2011
Jadi anak lab
Tuesday, October 11, 2011
Dreams come true
Thursday, June 02, 2011
Mencari pengalaman
Masuk kerja tanggal 30 Maret (yaa, hitunglah mulai awal April), saya membuat laporan-laporan dulu. Biasa lah, orang baru harus pelan-pelan dulu, belajar sedikit-sedikit, baru nanti bisa mendesain. Sambil mengerjakan laporan, lama-lama saya disuruh membantu mendesain. Proyek pertama yang saya desain adalah tentang soil improvement dengan alternatif penggunaan PVD/PVD+vacuum. Pertama kali disuruh mendesain, ada senengnya, excitednya, takutnya juga, pokoknya itu tantangan yang baru. Kalo untuk urusan proyek udah gak bisa main-main lagi, karena kalo salah resikonya banyak sekali. Dari kerugian secara materi, kepercayaan, tuntutan, bisa sampai kematian di pihak pengguna. Untungnya, proyek pertama itu dikerjakan bareng teman juga, jadi ada teman buat diskusi kalo ada sesuatu/masalah. Proses mendesain (perhitungan dan pembuatan layout) sampai pembuatan laporan kira-kira memakan waktu 1 bulan. Sebenarnya mungkin bisa 2-3 minggu, tetapi Bos sering ke luar kota dan terkadang tidak ada progress saat itu. Sehingga, selesailah proyek tersebut dalam waktu 1 bulan. Selesai 1 proyek itu, membuat saya sedikit lega. Paling tidak, dari hasil desain cukup aman dan disetujui oleh Bos. Masalahnya tinggal pelaksanaan di lapangan. Semoga saja konstruksinya tetap lancar dan tidak ada masalah yang berarti.
Setelah itu, seharusnya mengerjakan proyek berikutnya lagi. Tetapi ada perubahan dan sekarang sedang menyusun rencana kerjanya. Ketika diajak diskusi, agak takut-takut juga, karena masih banyak yang belum dimengerti. Dari sejak masuk kerja, mengerjakan proyek, sampai membuat layout, saya belajar banyak hal dan baru mengerti kalau bidang geoteknik itu sungguh sangat luas. Banyaaaaak sekali yang belum saya mengerti. Saya baru mengerjakan satu proyek saja tentang soil improvement. Belum mengerjakan tentang pondasi (dangkal/dalam), retaining wall, dll nya. Belum lagi itu semua harus melihat keadaan lapangan seperti apa, tidak bisa hanya mendesain/menghitung seperti layaknya mengerjakan tugas/ujian kuliah. Banyak pengalaman yang bisa saya ambil di sini. Semoga bisa diserap semua! Must keep my spirit up and do the best!!!
Wednesday, June 01, 2011
Pengalaman yang bisa ditulis
- Mulai kerja proyek di tempat dosen
- Liburan ke Singapura
- Apply ke beberapa sekolah/beasiswa (Monbusho, KAIST, Univ.Warwick)
- Beberapa hal kecil yang saya lihat di Purwokerto
Bismillahirrahmanirrahim. がんばりましょう!
Bulan ke-6, 4 saja
Come on Ris!!!
Saturday, March 26, 2011
Unexpected news...
So, back to the topic, at that day I watched the seminar and all of the explanation about AIESEC. I registered at the booth, fulfilled all the requirements (just filled in the application) for the on the spot interview. At first, I was a little hesitant about joining this program. I've had another targets, but this program kept amusing me. So I thought it was worth to try.
With nothing-to-worry-if-I don't-get-accepted feeling, I kept applying and attending the interview session. The interview was about 30-45 minutes. My English is SO DAMN BAD, TOTALLY! AAARGH! But yeah, it's another interview experience for me, hehe. After the interview, I just went home. Every time I remembered about the interview, I laughed. Because it's so BAD! AH! I have to improve it! It's a MUST!
Okay, the story keeps going. For the next days, I was kind of hoping (a little) to get passed the interview, but didn't want to get excited. Until one night on Wednesday (March 23rd), I got an email from one AIESEC's student. I got a little bit excited, but I still wanted to make it sure first. After read it all thoroughly and download the list of the accepted candidate, I SHOCKED! I am accepted! Wow! Is this real? Haha.. I never thought I would get this kind of chance, go to another country as an exchange student. Alhamdulillah.
Well, it's not finished yet. I have to arrange all my schedules and targets (weks, exaggerate). I hope I can do this exchange program and still can pursue all other targets. Hopefully.....Bismillah...
Saturday, March 12, 2011
Perjalanan Tugas Akhir mahasiswa
Untuk kasus saya ini, bisa dibilang ada malasnya dan ketidakberuntungan. Awalnya saya mengambil topik TA tentang peta gempa. Tetapi lama kelamaan, saya mengetahui kalau topik tersebut sedikit sekali ada hal engineer nya dan kaitannya dengan apa yang selama ini saya pelajari di kuliah. Akhirnya saya ganti topiknya menjadi stabilitas galian pada tanah lunak. Kasusnya sebenarnya gampang, tetapi karena waktu itu saya masih "agak blo'on", jadi pengerjaannya lama sekali. Saya mengejar untuk wisuda Oktober dengan topik tsb. Tetapi ternyata tidak beres hingga deadline yang ditentukan. Lalu saya tetap mengerjakannya dan bulan Desember saya sudah selesai dan mengajukan sidang. Pengalaman yang cukup pahit, ternyata dosen saya tidak menyetujui untuk dilanjutkan sidang karena topiknya terlalu gampang. Beliau bilang bahwa saat mengerjakan TA diharapkan mahasiswa mendapatkan hal-hal yang tidak dipelajari sebelumnya di kuliah, atau hal-hal yang lebih detil lagi. (sebenarnya saya cukup heran, kenapa tidak ditolak sejak seminar bulan Agustus awal???tapi ya sudah lah). Akhirnya saya mengganti topik lagi, tentang stabilitas lereng di kali Siantar.
Topik diganti pertengahan bulan Desember, mulai benar-benar mengerjakan pertengahan Januari, (karena pada bulan Desember saya mengikuti "euforia" MBWG, hehe). Tiap minggu saya mendesak ko-pembimbing (asisten dosen pembimbing TA) untuk bisa bimbingan. Akhir Februari draft TA bisa selesai, sedikit revisi demi revisi, dan akhirnya tanggal 4 Maret saya mengajukan sidang. Dosen saya menyetujui dan menjadwalkan sidang tanggal 11 Maret pukul 17.00. Selama seminggu itu saya persiapkan untuk membetulkan laporan dan membuat slide presentasi. Ketika hari-H, sidang akhirnya dimulai pukul 17.30. Presentasi dan tanya jawab dilakukan, selesai pukul 18.05 (cepat juga), Alhamdulillah akhirnya saya lulus dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik.
Wew, jika diingat-ingat, banyak sekali saat-saat saya tegang karena takut tidak bisa wisuda April ini. Tapi, Alhamdulillah semua bisa saya lakukan dengan cukup baik. Dan setelah saya dinyatakan lulus, beban yang saya rasakan tiap bangun pagi, tiap istirahat, telah hilang. Lega!
Masalah per-TA-an di masing-masing mahasiswa memang berbeda-beda. Tetapi pada akhirnya, jika melakukannya dengan baik dan ikhlas, akan terasa puas ketika dosen pembimbing dan penguji mengatakan: "selamat ya, anda LULUS".
banyak menulis
Sunday, February 20, 2011
Indonesia Mengajar
Pagi ini, hari Jum'at tanggal 18 Februari 2011 pukul 9, saya mengikuti roadshow Indonesia Mengajar yang diadakan di IM Telkom di jalan Gegerkalong. Hmm, mungkin bisa disebut seminar juga karena formatnya kurang lebih seperti itu.
Saya datang kira-kira pukul 8.15 dan acara dimulai kira-kira pukul 9.
Ketika dimulai, saya dibuat terharu dan semangat karena semua peserta disuruh untuk berdiri dan menyanyikan INDONESIA RAYA. Menyanyikan lagu ini pada acara seminar bisa saya bilang cukup jarang. Ketika SMP atau SMA setiap minggu selalu menyanyikan lagu tersebut ketika upacara, dan mungkin sering merasa "biasa saja" terhadap lagu tsb karena selalu dinyanyikan setiap minggu. Tapi karena sekarang sudah mahasiswa, tidak ada lagi yang namanya upacara, dan begitu menyanyikan lagu itu bersama-sama saya merasa semangat dan merinding.
Lalu ada sambutan dari panitia acara, ketua dekan, dan ketua rektor IM Telkom. Setelah itu, masuk ke inti acara yang disampaikan oleh Anies Baswedan, Rektor Univ. Paramadina sekaligus Founder Indonesia Mengajar. Ketika Pak Anies bercerita, saya benar-benar merasa "WAOW". Banyak sekali cerita atau kisah-kisah nyata yang sangat mengharukan dan dapat membangun semangati. Berdasarkan kisah dari Pak Anies (dari sebuah data yang valid tetapi saya lupa nama sumbernya), Indonesia saat merdeka pada tahun 1945, orang yang melek huruf hanya 5% dari seluruh penduduknya. Dan pada tahun 2010, terdata orang yang melek huruf sebanyak 92% dari jumlah penduduk. Itu adalah prestasi BANGSA, bukan pemerintah atau segelintir orang, tetapi BANGSA INDONESIA. Peningkatan sebesar 87% dalam waktu 55 tahun ini jarang sekali terjadi di negara lain. Mendengar kenyataan ini, kita harusnya yakin bahwa Indonesia memang bangsa yang hebat! Tetapi fakta ini sering tertutupi oleh keadaan-keadaan buruk di Indonesia yang sering diberitakan. Pak Anies mengatakan bahwa kita itu bangsa yang hebat, dan kita seharusnya berpikir positif terhadap negeri ini, bukan berpikir negatif. Memang banyak kekurangan yang dimiliki Indonesia sekarang, tetapi tanggung jawab kita semua lah untuk membuat Indonesia lebih baik.
Pak Anies juga menceritakan beberapa kisah tentang para guru muda yang telah berangkat ke pelosok-pelosok di negeri ini, dan ternyata gerakan Indonesia Mengajar ini terinspirasi dari gerakan PTM (Pengerahan Tenaga Mahasiswa) pada tahun 1950-an. Salah satu yang terlibat dalam gerakan PTM itu adalah guru Pak Anies yang dulunya rektor UGM, Prof Kusnadi Hardjasoemantri. Prof Kusnadi ketika mahasiswanya pernah mengajar di sebuah pelosok tanah air dan membawa 3 orang dari sana untuk ikut belajar di UGM. Ternyata 2 di antara 3 orang tersebut menjadi sukses, orang pertama menjadi Gubernur BI, yang kedua menjadi Rektor sebuah Universitas. Mendengar hal itu saya ingin menangis. Ternyata orang pedalaman bisa menjadi orang-orang hebat seperti itu, dengan diberi ajaran dan inspirasi dari guru muda. Bayangkan saja pada masa itu, tahun 1950-an, masih terjadi disintegrasi RI, banyak perang, tapi beliau (Prof Kusnadi) sukses menginspirasi orang di pedalaman. Tidak ada alasan lagi jika masa sekarang tidak bisa seperti itu. Bagaimana jadinya jika seluruh penduduk pedalaman diberi inspirasi seperti itu? Indonesia secara keseluruhan akan jadi lebih berpendidikan dan maju.
Keseluruhan materi yang disampaikan Pak Anies benar-benar "wah", termasuk juga kisah-kisah para pengajar muda sekarang. Cerita yang dimiliki masing-masing pengajar muda ini bermacam-macam, dari berhadapan dengan kegelapan, dituntut untuk kritis dan kreatif, diamuk massa, dan akhirnya menjadi orang-orang yang sangat dihormati dan disegani. Dari apa yang saya lihat, orang-orang yang mengurusi dan berpartisipasi dalam gerakan ini merupakan orang-orang yang berjiwa positif yang benar-benar ingin memajukan pendidikan Indonesia. Mereka benar-benar bangga menjadi bangsa Indonesia dan bangga mampu membuat perubahan yang sangat baik untuk Indonesia. Untuk kisah-kisah para guru muda dapat dibaca di sini.
Dari roadshow ini, quote yang paling saya sukai dari Pak Anies adalah "better light the candle, than curse the darkness". Gerakan Indonesia Mengajar ini adalah aplikasi dari perkataan tersebut.
Setelah mengikuti acara ini, saya menjadi jauh lebih tertarik untuk mengikuti Gerakan Indonesia Mengajar. Semoga saya bisa mendapatkan kesempatan untuk itu.
lebih baik proaktif, daripada reaktif
lebih baik menghadapi dan mengatasi, daripada melarikan diri
lebih baik memberikan perubahan, daripada menuntut perubahan
lebih baik memberi, daripada meminta
better light the candle, than curse the darkness